Apakah selama kehamilan Moms sering mengalami masuk angin ?

Kalau iya, berarti kita senasib. Hehe.

Dalam sebulan terakhir selama hamil di trisemester pertama sudah empat kali saya mengalami masuk angin. Dua kali karena kehujanan, satu kali karena tepapar angin malam, dan satu lagi karena kelelahan.

Menyikapi kondisi tersebut, awalnya terasa sulit menerima bahwa kondisi vitalitas saya sekarang berbeda dengan kondisi sebelum hamil. Sebelum hamil, terpapar angin malam, kebasahan karena hujan, dan kelelahan adalah satu hal yang biasa. Jika kehujanan misalnya, cukup dengan mandi dan ganti baju saja itu sudah menyelesaikan masalah.

Namun selama hamil, saya merasakan kondisi vitalitas tubuh agak menurun. Saya mudah sekali mengalami masuk angin. Kalau sudah begitu, gejala yang timbul biasanya merasakan mual parah, muntah, pusing, pegal-pegal, bahkan menggigil.

Pernah sepulang dari Depok, saya kehujanan waktu sedang naik transportasi online. Saya pikir tidak apa-apa setelahnya. Setelah mandi dan ganti baju, badan saya terasa pegal-pegal. Esoknya, saya muntah sampai empat kali. Waktu itu saya pikir hormon esterogen dan progesteron saya sedang naik drastis karena faktor kehamilan.

Namun ketika merasakan dada dan punggung sangat pegal, saya agak curiga. Saya coba ambil koin dan minyak angin, lalu saya kerokan sendiri di bagian dada atas dan bahu. Taraaa.. saya melihat bagian itu jadi berwarna merah kehitaman setelah dikerok! Ya ampuun, ini masuk angin parah.

Saya sadar betul ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat sembarangan kecuali atas petunjuk dokter, maka saya tidak mau ambil resiko sembarang minum obat. Untungnya ada bubuk jahe merah di lemari. Minuman herbal ini cukup membantu meringankan gejala masuk angin.

Saat itu, karena merasa tidak enak badan, saya rebahan di tempat tidur sambil nunggu suami pulang. Karena sendirian tinggal di rumah, nggak ada orang yang bisa saya mintai bantuan untuk kerokin punggung saya yang pegal-pegal.

Meski belum ada istilah medisnya di dunia kedokteran modern, masuk angin merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh orang di Indonesia. Masuk angin umumnya diakibatkan karena banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh secara tidak merata. Penyebabnya bisa karena paparan udara dingin, kelelahan, kehujanan, dan lainnya. Kalau diperhatikan gejalanya memang mirip penyakit influenza karena memiliki ciri-ciri yang sama.

Kalau kata dr. Mulia Sp.P.D., gejala masuk angin ini kondisi dimana seseorang merasa kembung pegal, tidak bisa berhenti buang angin, mual, batuk, flu, menggigil, serta demam (dikutip dari Kompas.com). Lebih lanjut dijelaskan bahwa masuk angin merupakan gejala awal penyakit influenza karena kedua ciri penyakitnya hampir mirip dan disebabkan karena penurunan imunitas tubuh.

Umumnya, mayoritas orang Indonesia mengatasi masuk angin dengan kerokan. Meskipun ini tidak dianjurkan secara medis karena bisa menyebabkan bakteri masuk ke dalam tubuh melalui permukaan kulit, namun kerokan terbukti ampuh menyembuhkan masuk angin dengan cepat.

Saya termasuk yang sering kerokan kalau masuk angin. Dan terbukti kerokan efektif menyembuhkan masuk angin dalam waktu relatif singkat. Ini bukan hanya saya yang membuktikan, tetapi mayoritas orang Indonesia yang mengalami masuk angin telah sembuh dengan metode ini.

Waktu saya masuk angin parah karena kehujanan, saya minta kerok oleh suami saat dia tiba di rumah. Suami yang tidak terbiasa dengan metode kerokan agak kaget ketika melihat punggung saya berwarna merah kehitaman setelah dia kerok. Hehe.

Setelah kerokan, saya merasa tubuh saya agak enteng. Alhamdulillah tertidur pulas setelahnya dan bisa istirahat optimal. Esoknya saya sudah segar bugar kembali.

Jadi bisa disimpulkan bahwa masuk angin memang bisa disembuhkan dengan kerokan. Namun perlu berhati-hati untuk orang yang kulitnya agak sensitif dan wanita hamil. Kalau tidak terbiasa kerokan dan kulit terasa sensitif, sebaiknya metode ini dihindari.

Untuk wanita yang sedang hamil seperti saya, kerokan bisa menjadi alternatif untuk menyembuhkan masuk angin. Yang perlu diperhatikan, sebaiknya ibu hamil menghindari kerokan di bagian pinggang ke bawah karena dikhawatirkan membahayakan kondisi janin.

Tentunya kondisi fisik saat hamil berbeda dengan kondisi sebelum hamil. Adanya perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan kerap menimbulkan ketidaknyamanan pada tubuh. Tidak mengherankan, ibu hamil mudah sekali terserang masuk angin.

Menyadari dan menerima kondisi itu penting sebagai langkah awal agar ibu hamil bisa melakukan penyesuaian dalam mengatur aktivitas. Saat dalam kondisi tidak hamil, melakukan aktivitas berat tidak membahayakan bagi seorang wanita. Namun saat hamil, kondisi itu bisa membahayakan janin. Saat dalam kondisi tidak hamil, melakukan diet dan membatasi asupan makanan tidak akan membahayakan seorang wanita. Namun dalam kondisi hamil, itu tidak boleh dilakukan karena akan membahayakan janin.

Mengalami masuk angin sebenarnya gejala bahwa kondisi tubuh sedang tidak stabil. Untuk itu, ibu hamil harus memperhatikan dan menjaga dengan baik asupan nutrisi dan aktivitas yang dilakukan.

Pengalaman saya mengalami masuk angin beberapa kali pada bulan lalu memberi saya pelajaran berharga agar saya lebih perhatian dengan kondisi diri dan janin dalam kandungan. Sejujurnya, saat itu saya masih belum menerima sepenuhnya perubahan-perubahan fisik yang saya alami.

Apa konsekuensi dari itu semua ? Saya kerap memperlakukan diri saya seperti saat belum hamil. Misalnya, saat lapar melanda setiap 3 jam sekali, terkadang saya menunda makan karena malas. Atau saat keluar rumah, saya kadang membiarkan tubuh kedinginan dan terkena rintikan hujan.

Padahal saat hamil, kita tidak boleh menunda lapar karena harus memasok nutrisi untuk diri sendiri dan janin. Kita juga harus mengetahui batasan-batasan tubuh saat beraktivitas, khususnya saat berada di luar ruangan. Saat tidak hamil, mungkin tidak apa-apa terkena sedikit hujan atau terpapar udara dingin dari luar dan ruangan ber-AC. Berbeda saat dalam kondisi hamil, tubuh kita jadi lebih sensitif sehingga mudah sakit.

Menyikapi kondisi tersebut, saya melakukan langkah-langkah berikut agar terhindar dari masuk angin.

  1. Makan yang Cukup dan Bergizi

Yup, makanan bergizi yang mengandung banyak nutrisi untuk tubuh dapat meningkatkan daya tahan selama masa kehamilan. Makanan bergizi tidak hanya baik untuk mencegah penyakit seperti masuk angin, tetapi juga penyakit lain yang rentan diderita ibu hamil seperti flu, batuk, migraine, darah tinggi, sembelit, dan lainnya.

  1. Mengatur Rutinitas

Beraktivitas dan bekerja selama masa kehamilan sah-sah saja dilakukan. Namun, aktivitas yang memicu kelelahan ekstrem sebaiknya dihindari. Ini perlu diperhatikan karena daya tahan tubuh ibu hamil berbeda dengan yang tidak. Aturlah waktu bekerja dan beristirahat dengan seimbang. Selain bisa memicu masuk angin, kelelahan juga bisa membahayakan janin dalam kandungan.

  1. Pakai Jaket dan masker saat cuaca dingin

Jika sedang berpergian keluar saat cuaca dingin, sebaiknya gunakan pakaian penutup yang hangat untuk menghindari serangan udara dingin secara langsung ke kulit.

  1. Hindari Terpaan Kipas Angin Langsung

Suhu badan selama masa kehamilan kadang mengalami peningkatan sehingga kita sering berkeringat. Kadang kita tergoda untuk mendinginkan tubuh dengan menggunakan pendingin ruangan atau kipas angin. Saya pernah beberapa kali mengalami masuk angin ketika tidur menggunakan kipas angin yang langsung mengarah ke badan. Sejak saat itu, kalau menggunakan kipas angin saya biasa mengarahkannya ke sisi ruangan lain sehingga anginnya tidak langsung menerpa badan.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *