“Yang istimewa dari sebuah buku, ia membawamu berkunjung ke berbagai tempat tanpa membuat kedua kakimu berpindah tempat.”
(Jhumpa Lahiri)
Sewaktu kecil, saya pernah mengunjungi rumah seorang teman yang ruang keluarganya memiliki sebuah rak tempat menyimpan buku. Rak buku setinggi 1,5 meter itu dibalut dengan cat berwarna cokelat kayu yang bekilat ketika diterpa cahaya lampu neon yang menyala di ruangan itu. Yang menarik bagi saya adalah deretan buku yang tersusun rapi di dalamnya, terutama buku-buku ensiklopedia yang bersampul tebal.
Saya girang sekali ketika mendapat izin dari ibu teman saya untuk membaca buku-buku itu. Buku pertama yang saya raih adalah ensiklopedia luar angkasa. Saya segera jatuh cinta pada buku itu karena memuat informasi dan menampilkan gambar secara eksplisit tentang luar angkasa.
Mengapa saya tertarik dan memutuskan membaca ensiklopedia luar angkasa dibanding buku lainnya? Padahal ada banyak buku yang tersusun di rak itu.
Alasannya karena sejak kecil, ibu saya yang seorang guru fisika pernah menceritakan tentang luar angkasa pada saya dengan begitu menarik. Deskripsi tentang planet, matahari, asterorid, meteor, dan fenomena luar angkasa tertanam kuat dalam imajinasi saya. Ketika saya menemukan buku yang bisa menjelaskan luar angkasa, saya langsung tertarik karena imajinasi positif tentang luar angkasa sudah ada di benak saya.
Dari pengalaman itu, saya mendapat suatu kesimpulan agar mau membaca, orang tua harus membangkitkan minatnya terhadap topik tertentu sehingga anak tertarik untuk mencari tahu informasi itu.
Kebiasaan membaca memiliki dampak positif bagi seorang anak karena aktivitas ini dapat mengembangkan kecerdasan, mendorong untuk berpikir kritis, mendapatkan pengetahuan dan informasi, memperluas wawasan, dan menambah kosa kata. Itulah mengapa ketertarikan terhadap aktivitas membaca perlu dibangkitkan sejak dini.
Lalu, apa saja yang orang tua bisa lakukan untuk membangkitkan minat baca anak ?
Pertama, memberi contoh kepada anak. Orang tua adalah teladan bagi anaknya dalam berbagai hal sehingga setiap perkataan dan tingkah laku orang tua akan ditiru oleh anak. Anak-anak akan terinspirasi untuk membaca ketika melihat orang tuanya sering memegang dan membuka-buka halaman buku. Seorang teman pernah bercerita bagaimana ia memberi contoh akan kebiasaan membaca pada anak-anaknya. Ia sering membaca buku di kala senggang dan melafalkan kisah dari buku-buku sebagai pengantar tidur untuk anak-anaknya. Pengalaman menyaksikan sang orang tua membaca buku dengan tekun dan mendengarkan cerita menarik dari buku itu menjadi pengalaman positif yang berharga di benak anak sehingga mereka pun tertarik untuk membaca buku.
Kedua, menyediakan buku bacaan sesuai usia. Ketika pengalaman positif tentang membaca di benak anak-anak sudah bangkit, anak membutuhkan buku bacaan sesuai usia mereka. Buku bacaan bergambar adalah media paling tepat untuk anak usia dini karena memiliki konten yang ringan dan visual yang menarik. Sementara itu, anak yang lebih besar telah memiliki daya abstraksi dan nalar sehingga ia cocok diberikan buku bacaan dengan tulisan yang lebih banyak dan padat seperti novel dan kumpulan cerita.
Ketiga, bangkitkan ketertarikan anak terhadap topik tertentu. Mengajak anak jalan-jalan ke museum, menonton film dokumenter, bertamasya ke tempat wisata, berjalan-jalan di taman, melihat matahari terbenam, dan bercerita pada anak dapat memperkaya wawasan anak dan memicu rasa ingin tahunya. Keingintahuan terhadap suatu topik itu yang nantinya mendorong anak mencari informasi lebih lanjut. Seperti pengalaman saya dulu ketika ibu bercerita tentang luar angkasa. Rasa ingin tahu itu bangkit dari deskripsi yang menarik tentang benda-benda dan fenomena di luar angkasa sehingga mendorong saya untuk membaca buku tentang luar angkasa. Membangkitkan rasa ingin tahu anak pun bisa ditempuh dengan mengajaknya berkunjung ke suatu tempat misalnya mengunjungi museum dan melihat fosil dinosaurus. Jika anak menunjukkan rasa tertarik terhadap dinosaurus, orang tua dapat menyediakan buku bacaan mengenai dinosaurus untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
Keempat, melibatkan anak dalam kelompok membaca. Jika di sekitar rumah tinggal ada taman bacaan, orang tua dapat mendorong anak datang dan membaca bersama anak-anak lain sehingga ia merasa lebih bersemangat. Di dekat rumah saya terdapat taman bacaan yang dibuka untuk umum. Sebagai salah satu pengawas, saya mengamati bahwa anak-anak yang awalnya tidak tertarik membaca jadi bersemangat ketika melihat ada banyak buku bacaan bergambar dan melihat teman-teman sebayanya sibuk membaca.
Membaca memiliki segudang manfaat bagi anak, itu sebabnya kebiasaan ini perlu ditumbuhkan sejak dini. Adalah peran orang tua mendukung perkembangan kecerdasan anak yang salah satunya dapat dilakukan dengan membangkitkan minat baca dan memfasilitasi anak mendapatkan media bacaan sesuai usia untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!