Sebagai ibu yang sedang menjalani proses menyusui tentu tidak asing dengan aktivitas breast texting atau menyusui sambil main hape. Gak bisa dipungkiri saat menyusui itu godaan setannya intens banget. Saat si kecil sedang menyusui, kadang-kadang pikiran ibu melayang kemana-mana, merasa gabut gak beraktivitas, sambil menunggu si kecil selesai menyusu.
Di sela-sela kesibukan mengurus si kecil, main hape di saat senggang merupakan salah satu hiburan buat ibu-ibu. Ketika si kecil tertidur pulas, biasanya kita ikut tertidur di samping si kecil atau berlanjut beres-beres rumah. Saat menyusui si kecil, kita seolah memiliki waktu senggang sehingga tergoda memeriksa hape. Padahal aktivitas ini memiliki konsekuensi negatif untuk kita dan anak kita.
Konsekuensi pertama adalah mengurangi bonding (kelekatan) antara ibu dan anak yang terjalin selama menyusui. Seorang bayi yang baru dilahirkan sedang dalam proses membangun rasa aman dengan dunia sekitarnya. Membangun rasa aman salah satunya dilakukan melalui proses bonding dengan sang ibu. Dikutip dari kidshealth.org, para peneliti mengemukakan bahwa hubungan yang erat antara orang tua dan anak-anak bermanfaat untuk membangun rasa aman dan percaya diri yang positif untuk perkembangannya di masa mendatang. Jika kelekatan berkurang maka akan berdampak pada cara pandang anak terhadap kehidupan dan hubungan sosialnya dengan orang lain di masa mendatang.
Saat anak melihat kita main hape ketika menyusu, ia merasa tidak dihargai. Hal ini bisa diamati dengan cara anak merespon tindakan kita saat memegang hape. Dia mungkin menangis, enggan disusui, atau memperlihatkan gestur penolakan. Pernah suatu ketika saya memegang hape ketika menyusui anak saya dan ia mendorong tangan saya yang memegang hape dengan salah satu kakinya. Saat saya menoleh ke arahnya, dia sedang memperhatikan saya dengan kedua matanya yang bundar. Ternyata ia cemburu karena saya tidak memberikan perhatian penuh saat tengah menyusui. Padahal saya biasanya menyusui sambil menatap kedua matanya, membelai kepalanya, dan mendoakannya.
Konsekuensi kedua, penggunaan smartphone berdampak buruk bagi kesehatan anak. Efek radiasi gelombang elektromagnetik pada telepon genggam secara umum berbahaya bagi tubuh kita, terlebih jika kita sering menggunakannya selama berjam-jam, sering meletakkannya di dekat tubuh saat tertidur, dan mengantonginya. Radiasi akan berlipat ganda ketika kita menerima panggilan masuk dan menerima SMS. Jika untuk orang dewasa saja beresiko, bagaimana untuk anak-anak?
Pada gambar X-ray berikut ini memperlihatkan dampak radiasi yang terpancar dari telepon genggam ke otak. Terlihat efek radiasi terbesar diterima oleh otak anak berusia 5 tahun (kiri). Anak berusia 10 tahun (tengah) dan dewasa (kanan) terpapar radiasi juga namun dengan intensitas yang lebih rendah.
Hal ini disebabkan otak anak-anak masih dalam proses perkembangan, lapisan pelindung otak dan tulang tengkoraknya masih lunak sehingga rentan terhadap gelombang radiasi. Bisa kita bayangkan bagaimana dampak gelombang elektromagnetik ini bagi bayi yang kondisi otak dan tulang tengkoraknya jauh lebih lunak.
Dampak gelombang radiasi elektromagnetik dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Studi menunjukkan bahwa radiasi elektromagnetik dari telepon genggam dan perangkat elektronik lainnya yang terlalu sering menyebabkan berbagai gangguan psikosomatis seperti kegelisahan, pusing, depresi, mual, hingga dorongan untuk bunuh diri. Radiasi telepon genggam juga memicu terjadinya masalah kesehatan seperti meningkatkan potensi kerusakan DNA, pertumbuhan sel kanker dan tumor.
Dengan berbagai konsekuensi tersebut, kita perlu berpikir dua kali ketika menggunakan telepon genggam di dekat anak kita, terutama saat menyusui. Yah, saya tobat melakukan ini dan mulai mengurangi penggunaan telepon genggam saat menyusui. Memilih bersabar sesaat, menahan diri hingga anak selesai menyusu, terasa lebih melegakan bagi saya dibandingkan memenuhi kesenangan sesaat untuk mengusir kejenuhan dengan mengakses sosial media di telepon genggam.
Semoga bermanfaat ya Mom.. 🙂
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!