Sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir cenderung rentan sehingga seorang ibu akan mengupayakan hal-hal yang bisa menjaga kesehatan sang bayi yang baru lahir, salah satu caranya adalah melalui Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Badan Kesheatan Dunia (WHO) merekomendasikan IMD dengan cara meletakkan bayi di atas dada ibunya segera setelah bayi keluar dari jalan lahir. Secara alami, bayi akan mencari puting ibunya untuk mencari sendiri sumber ASI dan mulai menyusu. Sejumlah penelitian mengungkapkan apa manfaat IMD bagi bayi yang baru lahir yaitu meningkatkan bayi memperoleh kolostrum yang terkandung dalam tetes ASI pertama ibu. Kolostrum yang terkandung dalam ASI kaya akan nutrisi dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

Namun tidak semua ibu yang baru melahirkan bisa melakukan IMD kepada bayi karena ASI yang tidak langsung keluar. Inilah yang saya alami pasca melahirkan anak pertama saya pada November lalu. Saya panik karena ASI belum juga keluar pasca melahirkan sehingga saya belum berhasil melakukan IMD dan pemberian ASI eksklusif.

23 jam pasca melahirkan, anak saya menangis tanpa henti padahal saya dan suami sudah berusaha melakukan berbagai cara agar ia tenang. Karena khawatir kenapa-kenapa saya dan suami menelpon perawat di ruang jaga dan memanggilnya ke kamar untuk melihat kondisi anak saya.

“Anak ibu dan bapak ini sepertinya mulai lapar.” Kata perawat yang berjaga malam itu. “ASI-nya belum keluar ya Bu?”

“Iya, belum keluar suster..” jawab saya. Padahal sesuai anjuran dokter dan perawat, seharian ini saya terus menyusui anak saya agar ASI keluar secara alamiah.

“Begini saja, gimana kalau dikasih susu formula sementara waktu?  Nanti kalau ASI ibu sudah lancar baru dikasih ASI.” Saran si perawat.

Karena tidak tega melihat anak kami terus menangis, akhirnya kami menyerah dan membiarkan perawat membawa anak kami ke ruang bayi untuk diberikan susu formula.

Kemudian, saya mencari-cari informasi di internet mengapa ASI tidak juga keluar pasca melahirkan.Ternyata yang mengalami problem seperti ini bukan hanya saya, tetapi sebagian besar para ibu yang baru melahirkan anak pertama. Ada yang ASI-nya baru keluar di hari kedua atau ketiga sehingga baru bisa memberikannya kepada bayi.

Menyusui adalah tantangan berikutnya yang akan dihadapi para ibu baru pasca melahirkan. Mulai dari payudara yang bengkak, puting yang lecet, hingga ASI yang terlambat keluar. Ada yang ASI-nya mengalir lancar pasca melahirkan, ada juga yang baru mengalir di hari kedua atau ketiga pasca melahirkan.

Karena pengalaman kemarin, akhirnya saya bertanya ke teman-teman tentang pengalaman mereka dalam menyusui. Beragam cerita menarik saya dengar dari pengalaman mereka. Yang menarik, ternyata ada di antara mereka yang ASI-nya sudah mengalir bahkan sejak sebelum bayi terlahir sehingga mereka tidak mengalami kesulitan melakukan IMD segera setelah bayi lahir.

Dari obrolan itu, saya mendapat tips bermanfaat dari para ibu yang berhasil melakukan IMD. Rasanya temuan ini akan sangat bermanfaat bagi para ibu baru yang akan melahirkan anak pertama sehingga bisa memulai persiapan menyusui sebelum bayi lahir. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar berhasil melakukan IMD :

1.Konsumsi ASI Booster Sebelum Melahirkan

Beberapa teman yang berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ternyata mengonsumsi ASI Booster sebelum proses melahirkan. Daun katuk adalah salah satu ASI Booster alami yang sangat dianjurkan untuk sering dikonsumsi sebelum melahirkan dan selama menyusui.

Meminum susu dan vitamin untuk ibu hamil dan menyusui juga solusi yang dapat dilakukan agar ASI segera keluar. Seorang teman saya yang baru melahirkan anak ketiganya menyarankan untuk meminum susu Lactamil atau Prenagen pada saat usia kehamilan menginjak delapan bulan.

Jika kita rutin melakukan pemeriksaan kandungan, dokter akan menyarankan kita mengonsumsi vitamin menyusui seperti asifit beberapa minggu sebelum melahirkan sebagai persiapan IMD.

2. Tetap Rileks

Meskipun pasokan nutrisi ke tubuh sudah baik, namun ada penyebab lain yang menghambat proses keluarnya ASI yaitu stres. Yap, menjelang proses persalinan seorang ibu hamil kemungkinan bisa alami stres karena dipicu rasa takut dan khawatir. Padahal rasa takut dan khawatir yang ibu rasakan bisa menghambat proses produksi ASI dan membahayakan janin.

Stres selama kehamilan bisa juga dipicu dari faktor eksternal seperti sikap dan perkataan negatif yang dilakukan oleh orang sekitar terhadap ibu hamil. So, untuk suami dan anggota keluarga tolong jaga perasaan bumil yang sedang sensitif sehingga tidak stres ya.

Jika ASI belum keluar pasca melahirkan, tetaplah rileks ya. Kita bukan satu-satunya orang yang mengalami hambatan tersebut. Kekhawatiran yang kita rasakan justru akan menghambat proses keluarnya ASI.

3. Teruslah Menyusui Bayi 

Ketika ASI belum lancar keluar pasca kelahiran, jangan menyerah. Teruslah susui bayi sesering mungkin. Proses menyusui ini akan merangsang tubuh memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin yang akan memperlancar keluarnya ASI.

4. Mohonlah Pertolongan Allah

Doa adalah rutinitas wajib yang harus selalu kita haturkan di setiap waktu. Berdoalah untuk kebaikan diri, anak, dan keluarga kita. Tujuan dari pemberian ASI adalah agar bayi sehat. Ketika kita mengalami kesulitan dalam proses menyusui, berdoalah kepada Allah agar ia menjaga kesehatan anak kita. Yang memberikan kesehatan adalah Allah, ASI hanya salah satu perantaranya saja. Boleh jadi rezeki berupa ASI lancar belum diberikan, namun Allah memberi rezeki dalam bentuk lain dengan melindungi bayi kita dari serangan virus dan bakteri yang berbahaya sehingga ia tetap sehat. Berdoa juga agar ASI dilancarkan dan kita diberikan kekuatan untuk memberikan ASI secara rutin selama minimal 6 bulan.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *