Dari sekelumit peran orang tua terhadap proses tumbuh kembang anak, melindungi anak dari hal-hal yang merusak dirinya adalah salah satu hal yang paling menantang, terlebih di zaman dimana teknologi berkembang canggih seperti saat ini.
Anak-anak kita yang sedang berada dalam proses perkembangan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap berbagai hal. Tidak mengherankan jika anak-anak senang sekali bermain, bereksplorasi, suka bertanya, dan memperhatikan banyak hal. Itu merupakan tugas perkembangan yang secara alamiah mereka jalani.
Pada fase tumbuh kembang tersebut, otak anak tengah mengalami perkembangan yang pesat sehingga mudah sekali menyerap informasi dari sekitarnya. Jika orang tua tidak waspada, anak-anak bisa terpapar informasi-informasi negatif dari lingkungan sekitarnya. Tidak seperti orang dewasa yang perkembangan otaknya telah matang, otak anak-anak belum terhubung sepenuhnya sehingga mereka belum bisa memfilter informasi serta membedakan mana informasi yang positif dan negatif. Itulah mengapa penjagaan dan pendampingan orang tua sangat penting untuk melindungi anak dari hal-hal yang bisa mengganggu tumbuh kembang mereka.
Pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi di era ini pun membuka celah bagi anak-anak terpapar hal negatif seperti pornografi. Konten-konten porno yang terselip di media online bisa saja dilihat dan diakses oleh anak-anak saat mereka menggunakan fasilitas internet.
Terkait dengan konten pornografi, beberapa waktu lalu, saya sempat mendapat kiriman video dari sebuah grup. Video itu memperlihatkan seorang anak berusia 4 tahun yang sedang menunggu di depan sebuah loket bersama ibunya. Sambil mengantri di kursi depan loket, sang ibu memberikan anak perempuan tersebut gadget, membiarkannya mengakses aplikasi di dalamnya agar tidak rewel. Yang mengejutkan kita semua, sang anak perempuan yang tengah mengakses gadget itu ternyata sedang menyaksikan tayangan video porno tanpa sepengetahuan sang ibu!
Saya tidak tahu bagaimana mungkin sang anak perempuan mengakses video porno tersebut. Bisa saja video itu ia temukan saat sedang mengakses internet dan tak sengaja menekan link yang terhubung dengan video tersebut atau barangkali video itu memang tersimpan di dalam telepon genggam milik sang ibu yang sedang ia mainkan.
Video tersebut direkam dan diunggah oleh seseorang yang juga tengah mengantri di depan loket dan secara kebetulan tengah menyaksikan anak perempuan itu mengakses video porno. Ketika menyaksikan video itu, saya merasa marah bercampur sedih karena media visual semacam itu turut berkontribusi merusak jiwa anak-anak kita.
Kita patut bersyukur karena negara kita memiliki Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi yang membatasi tayangan-tayangan negatif di televisi dan media online. Meskipun para produksi konten-konten pornografi tidak pernah berhenti menyebarkan kontennya melalui internet, bahkan pertumbuhan situs pornografi terus meningkat dengan kata kunci variatif yang sulit ditemukan, kerja keras KPI dan Kementerian Komunikasi dan Informasi patut kita apresiasi dalam memblokir situs dan konten porno yang tersebar di dunia maya.
Mengapa kita perlu mewaspadai konten pornografi? Apa sih dampaknya bagi perkembangan fisik dan mental anak ?
Meskipun ‘hanya’ sebuah tontonan, kerusakan otak yang ditimbulkan dari menonton tayangan pornografi sama efeknya dengan yang ditimbulkan oleh narkotika dan obat terlarang.
Menonton tayangan pornografi dapat meningkatkan produksi hormon dopamin di dalam otak anak. Dopamin yang dihasilkan dari limbik otak akan diproduksi secara berlebihan dan membanjiri Pre Frontal Korteks. Pre Frontal Korteks adalah bagian otak yang penting bagi manusia karena berfungsi dalam pengambilan keputusan, perencanaan, memahami benar dan salah, berkonsentrasi, berpikir kritis, dan menunda kepuasan.
Pre Frontal Korteks ini hanya ada dalam struktur otak manusia, dan tidak ditemukan pada struktur otak hewan. Itulah mengapa fungsi Pre Frontal Korteks sangat penting menjaga kesadaran individu sebagai manusia dan mencegah manusia dari berperilaku seperti hewan. Jika seseorang menonton tayangan pornografi secara terus menerus, Pre Frontal Korteks akan sering kebanjiran dopamin dan bentuknya menjadi semakin mengecil.
Akibatnya anak akan kesulitan berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan membedakan benar dan salah. Tidak menutup kemungkinan anak akan mencoba untuk melakukan aktivitas seksual seperti melakukan mastrubasi/onani, hubungan seks di luar nikah, berganti-ganti pasangan, bahkan melakukan tindakan asusila kepada orang lain.
Lebih lanjut, silakan menonton video tentang bahaya pornografi di berikut ini :
Lantas, apa usaha yang bisa kita lakukan sebagai orang untuk melindungi anak dari bahaya pornografi ?
Hal utama yang dapat kita lakukan adalah menanamkan nilai-nilai agama kepada anak. Tanamkan bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Membuat Perhitungan. Beritahu anak bahwa seluruh bagian tubuh kita adalah titipan, milik Allah, sehingga tidak patut menggunakannya sekehendak kita, apalagi dipergunakan untuk hal-hal yang dimurkai-Nya. Beritahu anak bahwa menjaga pandangan dan menjaga kemaluan dari hal yang haram merupakan perintah Allah.
Bangunlah kedekatan emosional dan komunikasi yang baik dengan anak-anak sehingga mereka merasa nyaman dan terbuka. Kita tidak bisa membendung informasi yang beredar dan mengawasi anak kita selama 24 jam. Kedekatan emosional dengan kedua orang tua membuat anak lebih terbuka sehingga mereka tidak sungkan untuk bertanya dan menceritakan pengalaman perihal seksualitas kepada orang tua. Dengan demikian, orang tua dapat menjawab rasa penasaran dan meluruskan pandangan anak tentang seksualitas apabila mereka mendapat informasi dari luar.
Anak-anak memiliki energi yang tinggi untuk bereksplorasi dan rasa ingin tahu yang besar. Sibukkan mereka dengan aktivitas yang menyenangkan, menantang, dan penuh pembelajaran. Jika tidak, mereka akan dihinggapi rasa bosan sehingga justru mereka sibuk dengan aktivitas negatif seperti mencari-cari konten seksual dari internet.
Awasi penggunaan gadget dan internet karena konten-konten pornografi banyak tersebar di dunia maya. Dampingi anak-anak dalam menggunakan gadget, hidupkan mode pesawat, dan batasi pemakaian gadget.
Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang dan masa depan anak. Menjauhkan anak dari bahaya pornografi merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk melindungi anak dari hal-hal yang dapat merusak kesehatan jiwa dan raganya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!