Beberapa bulan lalu, suami memberikan saya buku berjudul “Membaca Nyaring” tulisan Roosie Setiawan. Buku ini menjelaskan manfaat membaca nyaring dan apa saja yang patut diperhatikan oleh orang tua saat membacakan buku pada anak.
Temuan menarik yang saya peroleh dari buku ini adalah membacakan buku ke anak tidak perlu menunggunya sampai ia bisa membaca. Membaca nyaring justru dianjurkan dimulai oleh orang tua sedini mungkin sejak anak dalam kandungan.
Ketika janin berusia 3 bulan, ia sudah bisa mendengar suara dari luar kandungan sehingga ibu hamil disarankan membaca nyaring sesering mungkin, seperti membaca ayat suci dan buku, agar sang janin mendengarnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa membaca nyaring dapat merangsang perkembangan otak dan indera pendengaran janin.
Di masa kehamilan, saya gemar membaca buku dan terkadang melafalkannya dengan suara nyaring. Di masa kehamilan awal, kita mungkin tidak bisa merasakan respon sang janin karena ukurannya masih relatif kecil. Namun ketika janin semakin membesar dan memasuki trimester dua, kita bisa merasakan adanya gerakan yang semakin intens dari dalam kandungan ketika kita membacakan nyaring untuknya.
Setelah anak saya lahir, hampir setiap hari saya rutin membacakan buku untuknya terutama saat usianya menginjak 2 bulan. Setiap kali saya membuka halaman buku di hadapannya dan mulai membaca nyaring, ia serius memperhatikan gambar-gambar dan tulisan yang tertera di halaman buku tersebut. Bahkan tak jarang ia ikut bergumam sambil mengikuti irama suara saya ketika membaca nyaring. Di usia tersebut, penglihatan bayi semakin baik karena telah mampu membedakan warna dasar sehingga dapat melihat dan mengamati sebuah objek dan gambar yang didekatkan kepadanya.Dengan metode membaca nyaring saya berharap dapat menumbuhkan fitrah belajar dalam diri anak saya melalui pengenalan terhadap buku dan kebiasaan membaca dengan cara yang menyenangkan.
Potensi pikiran dan akal yang Allah anugerahkan dalam diri setiap manusia harus dikembangkan melalui proses belajar. Jika semangat belajar dalam diri seseorang sudah tumbuh, kelak ia akan memiliki kebiasaan untuk berefleksi, merenungi setiap kejadian dalam hidup untuk mengambil hikmah dari pengalaman itu. Hikmah dapat memurnikan hati yang merupakan media penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Itulah mengapa fitrah belajar sangat penting untuk ditumbuhkan dalam diri setiap manusia, baik diri kita maupun anak-anak kita.
Sebagai orang tua, kita dapat menumbuhkan fitrah belajar dalam diri anak sejak dini, salah satunya dengan metode membaca nyaring. Membaca nyaring dapat memancing ketertarikan dan kecintaan anak terhadap buku yang merupakan jendela ilmu. Kelak ilmu yang mereka peroleh dari buku-buku yang mereka baca inilah yang suatu saat akan menjadi bahan refleksi mereka untuk mengenal Penciptanya.
Agar metode membaca nyaring ini efektif dilakukan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan selama melakukannya, yaitu:
1. Pastikan Anak Merasa Nyaman
Memastikan anak dalam kondisi yang nyaman penting untuk dilakukan sebelum membacakan buku untuknya. Pastikan perutnya sudah kenyang, ia tidak sedang mengantuk, dan popoknya tidak terlalu basah sebelum memulai aktivitas membaca.
2. Pilih Posisi yang Aman
Bayi di bawah 3 bulan belum bisa menegakkan kepalanya secara sempurna sehingga posisi duduk tidak dianjurkan ketika membacakan nyaring. Anak saya masih berusia 2 bulan dan biasanya saya membacakan buku sambil menghadapkan buku ke wajahnya ketika ia tengah berbaring, bersandar di pangkuan, atau berbaring dalam stroller. Sebelum membaca nyaring, kita perlu memastikan anak merasa nyaman dengan posisinya sehingga ia bisa menyimak dengan baik suara kita.
3. Gunakan Telunjuk
Saat membaca nyaring, gunakanlah telunjuk untuk menunjuk kata yang tengah kita ucapkan. Anak akan asyik mengamati tulisan yang sedang kita tunjuk. Cara ini juga memudahkannya untuk mengenali bunyi huruf dan kata sehingga ia lebih cepat belajar berbicara dan membaca kelak.
4. Perhatikan Mood Anak
Saat anak dalam kondisi rewel, hindari memaksanya mendengarkan kita membaca nyaring. Hal ini justru meninggalkan pengalaman negatif di benaknya bahkan bisa menimbulkan trauma. Saat kita sedang membaca dan anak mulai merasa gelisah dan tak tenang, lebih baik hentikan aktivitas membaca nyaring dan tangani terlebih dahulu kegelisahan anak.
5. Pilih Buku yang Sesuai Tahap Perkembangan
Buku berilustrasi sangat digemari bayi dan anak usia dini. Pandangan mereka akan tertuju pada gambar ketika buku berilustrasi dihadapkan kepada mereka. Penglihatan bayi berusia di bawah satu tahun masih berkembang sehingga kemampuannya dalam melihat objek dan warna belum maksimal sehingga pandangan mereka akan tertuju pada gambar dengan warna-warna kontras. Sementara itu, anak usia dini memiliki daya imajinasi yang tinggi sehingga buku cerita bergambar yang kompleks sangat mereka sukai. Semakin anak beranjak besar, kemampuan abstraksi mereka meningkat sehingga buku cerita yang berisi kumpulan cerpen dan novel tepat untuk mereka.
Ibarat menanam benih, kita memang tidak bisa langsung melihat hasil dari upaya membacakan nyaring saat itu juga. Namun kelak kita akan melihat benih itu mulai tumbuh dan berbuah hingga diri dan anak kita akan memetik manfaatnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!